Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

KH. Masbuhin Faqih

Gambar
K.H. Masbuhin Faqih, beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren Mamba'us Sholihin, Suci, Manyar, Gresik. Beliau dilahirkan di desa Suci, Manyar Kab. Gresik pada tanggal 31 Desember 1947 M atau 18 Shafar 1367 H. Beliau adalah putra dari pasangan Al-Maghfurlah KH. Abdullah Faqih dan Hj. Tsuwaibah. Beliau adalah putra pertama dari 5 bersaudara, 3 orang putra dan 2 orang putri. Beliau memiliki silsilah yang mulia dan agung, yakni sampai ke kanjeng Sunan Giri. Kalau ditelusuri, maka beliau adalah keturunan ke-12 dari kanjeng Sunan Gir i i bn u Sy a ikh Maulana Ishaq. Adapun silsilah beliau adalah sebagai berikut: 1. Syeikh Ainul Yaqin (Sunan Giri)   2. Sunan Dalem   3. Sunan Prapen   4. Kawis Goa 5. Pangeran Giri 6. Gusti Mukmin 7. Amirus Sholih 8. Abdul Hamid 9. Embah Taqrib 10. KH. Muhammad Thoyyib 11. KH. Abdullah Faqih 12. KH. Masbuhin Faqih Dengan silsilah yang agung tersebut, tak bisa dipungkiri di dalam diri beliau terdapat ruh dan jiwa seorang ulama sekaligus seorang pem...

Disgrafia itu Keberuntunganku

Pelajaran sudah berjalan empat bulan. Teman-teman sekelas telah mahir menulis . Yusuf, teman sebangku denganku, bahkan telah mampu menulis sampai beberapa halaman buku full . Dia memang sudah bisa me nulis sejak taman kanak-kanak. Tapi aku? Hingga kini aku masih belum mampu me nulis . Aku sulit sekali menge ja kempulan huruf-huruf atau kata dan kalimat . Dalam menulis aku seringkali mengurangi susunan hurufnya seperti halnya menulis bekerja biasanya ditulis dengan bekeja, mencerminkan dialog . Susah sekali. Bukan itu saja. Saat aku membuka buku dan berusaha membaca kata demi kata, huruf-huruf kulihat menari-nari. Mereka mengajakku berdansa, menghilangkan kepedihan yang bergelayut di kepala. Membawaku ke alam bebas, di mana burung-burung terbang melayang-layang, di mana air sungai mengalir gemericik, di mana angin bertiup spoi, dan induk burung emprit memberi makan anak-anaknya yang mulutnya terbuka lebar. Mereka juga membawaku terbang ke planet Mars, Saturnus, Uranus hingga Pluto. ...

Aku Rindu Auramu

Pada bumi yang pernah kaki berpijak, kala ku tengok kediamanmu Di tepian bengawan solo tepatnya Membentang tanah berbangun Gedung sederhana jua rumah kayu, sederhana Tak seorangpun dapat perlakuan beda, Kala bertamu sowan kesana Berpijak disana orang berbusana putih Terpernjat nuraniku, kala petuah hikmah terujar Lantunan syair kehidupan, menerpa bagai butir salju dari lazuardi Putih bening nan terasa sejuk Bergerombol membukit,memuncak mengkristal Bagai mutiara bercahya, Salju yang warnanya putih, selalu mencair kala diterpa panas Putih, lalu dinginnya terasa, mendinginkan akar nadi menembus dahan nurani Kala kupandang, mereka Aku selalu merindu akan terpanya Aku ingin memapah lara, kala kemarau tiba Agar ku tak lagi terpanggang, terbakar Agar tubuhku tak lagi gersang dan hangus Agar malam tak lagi kelam, bungkam Ah entah, mungkin aku menduga Jadi sungguh takaut, kini aku... Mungkinkah karna musim yang masih kemarau Butir salju itu kini jarang menerpa Sungguh ku ingin bermusim-musim s...

Kecerdikan Orang Kecil

Abu Nawas diminta memberikan ceramah di hadapan pembesar negeri. Semua sudah tahu bahwa para pembesar negeri tersebut suka memras rakyat kecil dengan berbagai sumbangan wajib dan upeti-upeti terselubung. Yaitu jika rakyat memerlukan wewenang mereka untuk menyelesaikan suatu urusan. Dalam ceramahnya, Abu Nawas lantas bercerita: “Pada suatu ketika beberapa negara mengadakan pertandingan. Yang ikut bertanding adalah wakil-wakil dari negara Hitam, Putih, Bule, Kuning, dan juga negara kita. Pertandingannya sendiri sebenarnya tidak istimewa. Hanya memeras handuk basah. Siapa yang berhasil mengocorkan air paling banyak dari handuk yang hampir kering itu, dialah yang menang. “Majulah orang Hitam yang terkenal kuat-kuat. Ia mengangkat handuk itu, lalu memerasnya sekuat tenaga. Namun, hasilnya Cuma beberapa tetes air. “Sekarang giliran orang Putih yang termahsyur kesaktiannya. Ternyata air yang keluar dari handuk itu juga hanya sedikit. “Orang Bule yang tersohor sombong pun demikian pula kesuda...